Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

MAKALAH MIKROBIOLOGI




MAKALAH MIKROBIOLOGI

Sintesis Gula, Sintesis Asam Amino, Sintesis Asam Nukleat Dan Sintesis Peptidoglikan

Description: logoUNP1.gif

OLEH
KELOMPOK 5
ANGGUN SURI
DIAN FITRI YANTI  
FITRI RAMADHANIS
LISA RAHMIATI
RISSA APRILIANA
SESRINI HARMOZA






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2012

1
     SINTESIS GULA
Contoh yang baik mengenai tranlokasi kelompok ialah pengankutan senyawa-senyawa gula tertentu seperti glucose, fructose dan manose, ke dalam sel bakteri. Dalam proses ini mula-mula suatu protein yang tahan panas (HPr) diaktifasi dengan cara memindahkan sebuah gugusan fosfat dari senyawa berenergi tinggi fofoenolpiruvat (PEP) pada HPr didalam sel
PEP + HPr                      piruvat + fosfo – HPr

Pada saat yang bersamaan, gula bergabung dengan enzim 2 pada permukaan luar membrane dan di angkut ke permukaan dalam membrane. Di sini lalu bergabung dengan gugusan fosfat yang di bawa oleh HPr teraktivasi. Gula-fosfat terbentuk kemudian dilepaskan oleh enzim 2 dan memasuki sel. Reaksi ini dapat di singkat sebagai berikut:
Fosfo – HPr + gula                           gula-fosfat + HPr
(di luar sel)                                          (di dalam sel)

Reaksi pengankutan ini hanya mengangkut gula ke dalam sel, karena gula fosfat di dalam sel tidak mempunyai afinitas terhadap penghantar.
HPr dan enzim 1 adalah protein sitoplasmik terlarut. HPr memiliki berat molekul rendah dan telah dapat di murnikan sampai taraf yang tinggi. Enzim 2 terikat pada membrane dan spesifik bagi senyawa-senyawa gula tertentu yang di angkutnya. Enzim tersebut telah dapat di larutkan dan dimurnikan sebagian.
Poses-proses translokasi kelompok lainnya yang diketahui mencakup pengambilan adenine dan butirat pada permukaan luar sel dan pengubahannya pada permukaan dalam membrane, masing-masing menjadi adenosine monofosfat (AMP) dan butirat-KoA.


2.      SINTESIS ASAM AMINO
Asam amino yang dibuat menjadi protein dengan yang bergabung bersama dalam rantai dengan ikatan peptida. Setiap protein yang berbeda memiliki urutan yang unik dari residu asam amino: ini adalah struktur utama. Sama seperti huruf alfabet dapat dikombinasikan untuk membentuk berbagai kata-kata hampir tak berujung, asam amino dapat dihubungkan dalam berbagai urutan untuk membentuk berbagai macam protein. Protein terbuat dari asam amino yang telah diaktifkan oleh keterikatan pada sebuah molekul RNA transfer melalui ikatan ester. Ini prekursor aminoasil-tRNA diproduksi dalam reaksi ATP-dependent dilakukan oleh tRNA aminoasil sintetase. Ini aminoasil-tRNA kemudian substrat untuk ribosom, yang bergabung dengan asam amino ke rantai protein memperpanjang, menggunakan informasi urutan dalam messenger RNA.

PENGUBAHAN SUBSTANSI
Asam amino, yang macamnya kira-kira ada 20 adalah bahan pembangun protein. Tipe protein yang dibentuknya ditentukan oleh urutan asam-asam aminonya yang bersangkutan.
Asam amino pembangun protein beserta singkatan-singkatan bakunya
Alanin (Ala)
Arginin (Arg)
Asparagin(Asp-NH2, Asn)
Asam Aspartat (Asp)
Sistein (Sis)
Asam glutamate (Glu)
Glutamin (Glu-NH2, Gln)

Glisin (Gli)
Histidin (His)
Hisoleusin (Ile)
Leusin ( leu)
Lisin (Lis)
Metionin (Met)
Phenylalanin (Phe)
Prolin (Pro)
Serin (Ser)
Threonin (Thr)
Triptofan (Trp)
Tirosin (Tir)
Valin (Val)


Beberapa rumus kimia asam amino adalah
sebagai berikut:
Description: ok6.png

Contoh khusus mengenai sintesis asam amino prolin oleh bakteri Escherichia coli.
Asam glutamate adalah reaktan awalnya. Pada langkah pertama sebuah gugusan asam (-COOH) direduksi menjadi gugusan aldehide (-CHO). Langkah ini membutuhkan dua electron dari NADPH2 dan energy dari ATP. Gugusan aldehide tersebut kemudian secara spontan beraksi dengan gugusan amino (-NH2) pada molekul yang sama, membentuk cincin prolin.
Contoh lain ialah lintasan bagi perubahan asam aspartat menjadi lisin, metionin dan threonin. Pengubahan ini menggunakan energy metabolic dalam bentuk ATP. Kedua contoh ini menggambarkan bagaimana energy dibelanjakan untuk saling diubah (interkonversi) 1 substansi menjadi substansi lainnya.

3.      SINTESIS ASAM NUKLEAT
Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah menyimpan, menstransmisi, dan mentranslasi informasi genetik; metabolisme antara(intermediary metabolism) dan reaksi-reaksi informasi energi; koenzim pembawa energi; koenzim pemindah asam asetat, zat gula, senyawa amino dan biomolekul lainnya; koenzim reaksi oksidasi reduksi. Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yaitu DNA (deoxyribonucleic acid ) atau asam deoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid )a ta u asam ribonukleat. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat oleh protein dan bersifat basa. Misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon.Senyawa gabungan antara protein dan asam nukleat disebutnucleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan polimer seperti protein tetapi unit penyusunnya adalahnuk leotida . ATP adalah salah satu contoh nukleotida asam nukleat bebas yang berperan sebagai pembawa energi.
Asam nukleat merupakan polimer besar dengan ukuran yang bervariasi antara 25.000 /1.000.000 s/d1 milyar. Asam nukleat baik DNA maupun RNA tersusun dari monomer nukleotida . Nukleotida tersusun dari gugus fosfat, basa nitrogen dan gula pentosa. Basa nitrogen berasal dari kolompok purin dan pirimidin.Purin utama asam nukleat adalahadenin dangua nin, sedangkanpirimidinn ya adalah sitosin, timin danuras il.

Nukleotida terbuat dari asam amino, karbon dioksida dan asam formiat dalam jalur yang memerlukan sejumlah besar energi metabolik. Akibatnya, sebagian besar organisme memiliki sistem efisien untuk menyelamatkan nukleotida preformed. Purin disintesis sebagai nukleosida (basis melekat pada ribosa). Kedua adenin dan guanin yang dibuat dari prekursor nukleosida monofosfat inosin, yang SSSSSdisintesis menggunakan atom dari asam amino glisin, glutamin, dan asam aspartat, serta format ditransfer dari tetrahidrofolat koenzim. Pirimidin, di sisi lain, disintesis dari orotate dasar, yang dibentuk dari glutamin dan aspartat.
Sintesis Asam Nukleat pada Bakteri
Pteridin + Asam p-aminobenzoat (dihidropteroat sintetase)—> Asam dihidropteroat —> Asam dihidrofolat —(dihirofolat reduktase)—> Asam tetrahidrofolat —> purin, pirimidin —> DNA terrelaksasi —(DNA girase)—> DNA superkoil

Tahap-tahap reaksi sintesis DNA :
1.Tahap pembukaan DNA untai ganda superkoil
2.Sintesis oligonukleotida primer
3.Pemanjangan rantai DNA arah 5’--- 3’, pelepasan primer dan
4.Penyambungan fragmen DNA dan membentukan ikatan fosfodiester

Description: 000.jpg


Proses tahap awal pembukaan DNA dikatalisis oleh 3 jenis enzim yaitu 1) enzimhelika s e (atau DNA- unwinding enzyme) yang mengkatalisis pembukaan bagian DNA yang kedua untainya terpisah (garpu replikasi). 2) Enzimhelik s -des ta bilizin g protein atau single-strandedDNA-binding protein yang berfungsi menjaga basa- basa pada untai tunggal agar tidak berpasangan dengan lain, dan 3) enzim DNAgira se mengkatalisis pembukaan heliks ganda sebelum proses replikasi dimulai. Ketiga enzim ini bekerja sama membentuk DNA untai tunggal. Tahap selanjutnya menggunakan enzim RNA polimerase spesifik atau dikenal enzim primase atau dnaG dan protein dnaB. Pembentukan oligonukleotida primer dilakukan pada daerah spesifik DNA sebagai tempat awal replikasi. RNA polimerase spesifik ini berbeda dengan RNA polimerase untuk sintesis RNA, karenaenzim ini bersifat nukleofilik dalam pembentukan ikatan fosfodiester dari rantai DNA yang tidak berpasangan.dnaB berfungsi mengikat DNA untai tunggal pada sisi awal replikasi kemudian dnaG membentuk oligonukleotida primer. Tahap berikut menggunkan katalis DNA polimerase III dan DNA polimerase I serta DNA ligase. Proses penumbuhan rantai terjadi dengan penambahan deoksiribonukleotida pada gugus 3’-OH ujung rantai primer (pertumbuhan 5’ → 3’). Karena kedua rantai DNA bersifat anti paralel satu terhadap lainnya (5’ → 3’, dan 3’ → 5’) maka replikasi semikonservatif yang terjadi juga berbeda. Pada satu rantai replikasinya bersifat kontinyu dan menghasilkan untai penuntun (leading strand)

4.      SINTESIS PEPTIDOGLIKAN
Seperti yang telah kita ketahui bahwa dinding sel bakteri (terutama bakteri Gram Positif) memiliki struktur dinding yang tersusun atas polisakarida yang disebut dengan murein atau yang juga lazim disebut peptidoglikan. Murein terdiri atas rantai polisakarida panjang yang tersusun atas residu asam N-asetilglukosamin (NAG) dan asam N-asetilmuramat yang tersusun secara bergantian (berselang-seling). Rantai pentapeptida tertambat pada gugus NAM. Rantai polisakarida terhubung ke rantai pentapeptida mereka melalui jembatan interpeptida.
Description: adaaa.jpg
Tidak mengherankan suatu struktur yang rumit memerlukan proses biosintesis yang juga sama rumitnya, terutama dikarenakan reaksi sintesis yang terjadi sekaligus di luar dan  di dalam membran sel. Sintesis peptidoglikan merupakan proses multistep yang berhasil dipelajari dengan baik pada bakteri Gram Positif. Dua buah carrier terlibat antara lain: uridin difosfat (UDP) dan Bactoprenol. Bactoprenol merupakan alcohol yang memiliki panjang rantai karbon sebanyak 55 atom C karbon yang melekat pada NAM melalui \sebuah gugus pirofosfat dan memindahkan komponen peptidoglikan melewati membran hidrofobik.

Secara keseluruhan proses sintesis peptidolikan melibatkan delapan tahapan, yang antara lain adalah :
1. Derivate UDP pada asam N-asetilglukosamin dan asam N-asetilmuramat disintesis di dalam sitoplasma.
2. Asam amino secara berurutan ditambahkan ke UDP-NAM untuk membentuk ranati pentapeptida (dua ujung D-alanin ditambahkan sebagai sebuah dipeptida).
3. NAM-pentapeptida ditransfer dari UDP ke sebuah bactoprenol fosfat pada permukaan membran.
4. UDP-NAG menambahkan NAG ke NAM-pentapeptidauntuk membentuk unit peptidoglikan yang  berulang. Jika sebuah jembatran interpeptida pentaglisin diperlukan, glisin akan ditambahkan dengan menggunakan molekul tRNA glisil yang khusus, bukannya ribosom.
5. Unit berulang Peptidoglikan NAM-NAG yang sudah lengkap kemudian ditransportasikan melalui membran ke permukaan sebelah luarnya dengan carrier bactoprenol pirofosfat.
6.Unit peptidoglikan kemudian dilekatkan pada ujung rantai peptidoglikan yang sedang tumbuh untuk memperpanjang dengan satu unit peptidoglikan yang berulang.
7. Carrier bactoprenol kembali ke dalam membran. Sebuah fosfat kemudian dilepaskan selama proses ini untuk  memberikan fosfat pada bactoprenol, yang nantinya akan mampu menerima NAM-pentapeptida yang lain.
8. Akhirnya, hubungan silang peptida antara dua peptidoglikan terbentuk melalui tanspeptidasi. ATP digunakan untuk membentuk ujung ikatan peptida di dalam membran. Tidak ada lagi ATP yang diperlukan ketika transpeptidasi terjadi di luar. Proses yang sama terjadi ketika sebuah jembatan dilibatkan ; hanya gugus yang bereaksi dengan sub terminal D-alanin yang membedakan.

Sintesis peptidoglikan pada dasarnya amat mudah untuk rusak oleh agen-agen antimicrobial. Penghambatan dalam tahapan sintesis melemahkan dinding sel dan bisa berakhir pada lisis osmotic. Banyak antibiotik yang mengganggu sintesis peptidoglikan. Sebagai contohnya penicillin menghambat reaksi transpeptidasi dan bacitracin menutup atau menghentikan fosforilasi pada bactoprenol pirofosfat.

Menurut diagram tersebut langkah-langkah sintesis peptidoglikan adalah sebagai berikut:
Biosintesis dimulai dengan pembentukan formasi UDP-MurNAc melalui kondensasi dari fosfoenol piruvat dengan  UDP-GlcNAc dan kemudian dilanjutkan dengan reduksi urutan penambahan dari L-Ala, D-Glu, m-DAP dan D-Ala menghasilkan sebuah formasi dari UDP-MurNAc-pentapeptida. Penambahan setiap asam amino  membutuhkan ATP spesifik yang tergantung pada  ligase asam amino dan pada akhirnya dua asam amino  (D-Ala-D-Ala) ditambahkan sebagai unit dipeptida. Enzim-enzim sitoplasmik mengakomodasi semua reasksi ini.
Sebuah membran tranlokase memindahkan MUrNAc-pentapeptida pada undecaprenil (C55) fosfat ( atau dikenal sebagai bactoprenol fosfat) pada permukaan sebelah dalam dari membran dalam. Lipid tersebut mirip dengan darrier dolichol pada eukariotik yang digunakan dalam sintesis glikan. Produk akhir yang disebut dengan lipid I terdiri dari ikatan pirofosfat.
Sebuah transferase pada permukaan yang sama pada  membrane dalam  kemudian mentransfer asam N-Asetilglukosamin dari UDP-GlcNAc  ke undecaprenil-pirofosfat-MurNAc-pentapeptida. Lipid ytang terpaut pada disakarida pentapeptida disebut dengan muropeptida atau lipid II dan  terdapat pada subunit dasar pada bangunan peptidoglikan.
Lipid undekaprenol berperan untuk memindahkan subunit muropeptida menyebrangi membrane dalam. Gen  penentuan bentuk  telah diidentifikasi bahwa akan mempengaruhi  pembentukan/ sintesis dinding selm kemungkinan dengan meregulasi reaksi pemindahan ini. Sekali tereorientasi ke  permukaan periplasmik pada membrane plasma, muropeptida akan ditransfer sekaligus untuk menghasilkan peptidoglikan pada sebuah reaksi transglikosilasi. Dua mekanisme ini telah diusulkan untuk kedua reaksi ini : tumbuh dari ujung yang mereduksi (dimana gugus OH ke 4 dari residu asam N-asetilglukosamin nonmereduksi menyerang ikatan MurNAc fosfat dari sebuah rantai  peptidoglikan telanjang memindahkan undekaprenil pirofosfat) atau tumbuh dari ujung yang tidak mereduksi (nonmereduksi) (dimana ujung N-aestilglukosamin tidak mereduksi dari rantai peptidoglikan telanjang menyerang ikatan MurNAc fosfat dalam sebuah subunit, dan lagi dengan pembebasan undekaprenil pirofosfat)
Undekaprenil-pirofosfat kemudian memutuskan satu gugus fosfatnya, yang memungkinkannya untuk melakukan transfer yang berulang lagi.
Mekanisme pengendalian panjang rantai belum diketahui secara pasti. Pelepasan rantai peptidoglikan yang baru dipasangkan ke formasi 1,6-anhidroMurNAc pada ujung rantai yang mereduksi. Pelepasan rantai peptidoglikan yang baru diikuti dengan pembentukan inter-rantai hubungan silang melalui transpeptidasi yang membelah pada ujung residu D-Alanin dan menghasilkan dalam transfer pembebasan gugus karboksil pada ujung residu D-Alanin yang baru ke gugus amino pada sebuah  unit asam m-DAP dari strand tetangga. Dan struktur terakhir terdiri dari hubungan silang tetrapeptida  yang terletak pad tengah-tengah sub-←unitnya.
Pola Pembentukan Dinding Sel

Untuk dapat tumbuh dan membelah secara efisien sebuah sel bakteri harus menambahkan peptidoglikan yang baru pada didnding selnya secara tepat dan diatur dengan baik ketika sedang mempertahankan bentuk didnding dan kekompakan dalam keadaan tekanan osmotic yang begitu tinggi. Karena pada prinsipnya peptidoglikan  dinding sel adalah sebuah selapis jaringan kerja yang begitu luas, maka bakteri yang sedang tumbuh harus bisa mendegradasi petidoglikan untuk pembentukan unit peptidoglikan yang baru. Dan juga perlu untuk mereorganisasi struktur peptidoglikan ketika keadaan memang membutuhkan. Digesti peptidoglikan yang terbatas ini dipenuhi oleh enzim yang dikenal sebagai Autolisin yang beberapa menyerang rantai polisakarida sedangkan yang lainya menyerang hubungan  peptida silang. Inhibitor autolysin menjaga aktivitas  enzim ini  dengan pengawasan yang ketat.

Walaupun pola distribusi sintesis dinding sel bervariasi pada masing-masing spesies, ada dua pola umum yang utama. Banyak bakteri Gram positif kokkus hanya memiliki satu zona  hingga sedikit wilayah tumbuh. Prinsip dari zona  tumbuh ini biasannya pada sisi  formasi septa, dan setengah dari sel baru disintesis back-to-back. Pola  kedua  sintesis adalah terjadi pada bakteri bacil atau bakteri yang berbentuk batang. Sintesis aktif peptidoglikan terjadi pada formasi septum sama seperti sebelumnya, akan tetapi sisi tumbuh juga tersebar disepanjang porsi silindris pada batang. Sintesis harus memperpanjang bentuk batang untuk membagi mereka. Sekiranya ini sedikit laporan tentang perbedaan pola perkembangan dinding.





DAFTAR PUSTAKA

Pelczar, Michael J.2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI press
http://panmedical.wordpress.com/2010/05/29/obat-anti-bakteri-penghambat-sintesis-asam-nukleat/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar