MAKALAH
BIOKIMIA
ENZIM
Oleh:
Kelompok 5
Alfi
Yona Putri (17463)
Diah
Putri Anggun (17471)
Dian
Fitri Yanti (18378)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011
1.
ENZIMEnzim merupakan biokatalisator / katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Struktur enzim terdiri dari:
• Apoenzim, yaitu bagian enzim yang tersusun dari protein, yang akan
rusak bila suhu terlampau panas(termolabil).
• Gugus Prostetik (Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun
dari protein, tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organik
yang disebut KOENZIM. Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion logam yang menjadi kofaktor berperan
sebagai stabilisator agarenzim tetap aktif. Koenzim yang terkenal pada rantai pengangkutan elektron (respirasi sel), yaitu NAD (Nikotinamid
Adenin Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin Dinukleotida), SITOKROM.
Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak harus berada di dalam sel. Reaksi yang dikendalikan oleh enzim antara lain ialah respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, fiksasi, nitrogen, dan pencernaan.
Sifat-sifat enzim
Enzim mempunyai sifat-siat sebagai berikut:
1. Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
2. Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60º C, karena
enzim tersusun dari protein yang mempunyai sifat thermolabil.
3. Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat
pada enzim.
4. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya
sangat cepat dan dapat digunakan berulang-ulang.
5. Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel
(ektoenzim), contoh ektoenzim: amilase,maltase.
6. Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada
juga yang mengkatalisis reaksi dua arah, contoh : lipase, meng-
katalisis pembentukan dan penguraian lemak.
lipase
Lemak + H2O ———————————> Asam lemak + Gliserol
7. Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif
(permukaan tempat melekatnya substrat) hanya setangkup dengan
permukaan substrat tertentu.
8. Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non
protein tambahan yang disebut kofaktor.
Gbr. Penghambatan Reversible terhadap kerja enzim
Pada reaksis
enzimatis terdapat zat yang mempengarahi reaksi, yakni aktivator dan
inhibitor, aktivator dapat mempercepat jalannya reaksi,2+ 2+
contoh aktivator enzim: ion Mg, Ca, zat organik seperti koenzim-A.
Inhibitor akan menghambat jalannya reaksi enzim. Contoh inhibitor : CO, Arsen, Hg, Sianida.
2. ATP (Adenosin Tri Phosphat)
Molekul ATP adalah molekul berenergi tinggi. Merupakan ikatan tiga molekulfosfat dengan senyawa Adenosin. Ikatan kimianya labil, mudah melepaskan gugus fosfatnya meskipun digolongkan sebagai molekul berenergi tinggi.
Perubahan ATP menjadi ADP (Adenosin Tri Phosphat) diikuti dengan pembebasan energi sebanyak 7,3 kalori/mol ATP. Peristiwa perubahan ATP menjadi ADP merupakan reaksi yang dapat balik.
Banyak pakar menyebutkan bahwa jumlah Enzim
adalah Kunci Kesehatan. Enzim adalah katalis protein yang dibentuk di dalam
sel-sel makhluk hidup. Pengertian lain dari enzim adalah sebuah unsur yang
diperlukan oleh makhluk hidup agar dapat hidup. º% Contoh : sebuah kuncup
tumbuh ari biji tanaman karena terdapat enzim yang bekerja. Enzim juga yang
bekerja ketika kuncup itu tumbuh menjadi sehelai daun. Aktivitas dalam tubuh
manusia juga didukung oleh banyak enzim. Sebagi contohnya aktifitas Pencernaan
dan penyerapan, metabolisme sel-sel lama yang diganti oleh sel-sel baru,
penguraian racun dn detoksifikasi, semua adalah hasil fungsi enzim. Setiap
enzim hanya memiliki satu fungsi.
Enzim berfungsi atau bertanggung jawab atas seluruh
fungsi makhluk hidup. Gerakan jari tangan, pernafasan, dan degup jantung, semua
aktifitas berkat kerja enzim. Akan tetapi, sistem ini akan menjadi tidak
efisien jika setiap enzim yang digunakan untuk suatu aktivitas tertentu
diproduksi dalam bentuk finalnya dari permulaan, tanpa memperdulikan kebutuhan
tubuh yang terus berubah-ubah (Teori Dr. Hiromi Shinya, MD tentang enzim).
Jika teori ini benar, pada saat suatu organ
atau bagian tubuh menggunakan persediaan enzimnya secara berlebihan, maka tubuh
akan mengalami kesulitan mempertahankan homeostasis (keseimbangan sistem
tubuh), memperbaiki sel-sel, dan menjaga sistem saraf, sistem endokrin, dan
sistem kekebalan tubuh karena organ tersebut menghabiskan enzim pangkal, oleh
karena itu, mengakibatkan kekurangan enzim di area-area lain.
Enzim pangkal, dapat menjadi jenis enzim
apapun. Saat makanan yang mengandung enzim dikonsumsi, enzim pangkal disimpan
dalam tubuh, siap untuk digunakan kapanpun dibutuhkan.
Jumlah enzim pangkal di dalam tubuh menentukan
apakah sistem kekebalan tubuh berfungsi dengan baik atau tidak. Tanpa henti,
tubuh manusia bekerja untuk mempertahankan keseimbangan sistem tubuh. Itulah
sebabnya, jika sejumlah besar radikal bebas yang sangat beracun terkumpul dalam
tubuh (pada kasus kemoterapi), enzim-enzim pangkal seluruh tubuh berubah
menjadi enzim-enzim yang menangkal racun radikal-radikal bebas tersebut. Tubuh
berusaha keras menetralisasi kerusakan terbesar yang disebabkan oleh radikal
bebas.
Efek samping yang banyak dikenal dari
kemoterapi adalah hilangnya nafsu makan, mual, dan rambut rontok, tetapi saya
yakin semua gejala itu muncul karena enzim pangkal dalam jumlah besar tengah
digunakan untuk menangkal racun. Jumlah enzim pangkal yang terpakai dalam
proses detoksifikasi setelah kemo tentu saja sangat besar.
Ada contoh kasus yang sering terjadi di
sekitar kita yakni, apabila jumlah enzim pencernaan yang dimiliki seseorang
tidak cukup, orang itu mengalami kehilangan nafsu makan. Pada saat yang sama,
metabolisme sel melambat karena kurangnya enzim metabolisme dan selaput mukus
di lambung, dan usus pun menjadi tidak teratur sehingga menyebabkan rasa mual.
Defisiensi enzim metabolisme menyebabkan kulit bersisik, kuku rapuh dan rambut
rontok. Nah itu cuma karena berawal dari kekurangan enzim pencernaan saja, bisa
mempengaruhi metabolisme tubuh secara menyeluruh.
Kadar enzim pangkal berkurang bersamaan dengan
bertambahnya umur. Ada sekitar 5.000 jenis enzim yang bekerja dalam tubuh
manusia. Dapat dibagi dua kategori luas : 1 enzim-enzim yang dibuat di dalam
tubuh dan 2 enzim-enzim yang datang dari luar dalam bentuk makanan. Di antara
enzim-enzim yang dibentuk di dalam tubuh, sekitar 3.000 jenis dibuat oleh
bakteri-bakteri usus.
Orang yang mempunyai karakteristik lambung dan
usus yang baik adalah menyantap banyak makanan segar yang mengandung banyak
enzim. Hal ini tidak hanya berarti mengkonsumsi enzim dari luar, tetapi juga
menciptakan lingkungan usus yang kondusif bagi bakteri-bakteri usus untuk
memproduksi enzim secara aktif.
Sementara orang yang memiliki karakteristik
dan ciri-ciri lambung serta usus yang buruk adalah kebiasaan-kebiasaan gaya
hidup yang mempercepat habisnya enzim. Kebiasaan menggunakan alcohol dan
tembakau (rokok). Terlalu banyak makan, mengkonsumsi makanan yang mengandung
bahan tambahan makanan. Lingkungan yang menyebabkan stres, dan penggunaan
obat-obatan, semua menguras enzim dalam jumlah besar. Hal lain yang menguras
enzim dalam jumlah besar antara lain menyantap makanan basi yang memproduksi
racun dalam usus besar, terkena sinar ultraviolet dan gelombang elektromagnetik
yang menghasilkan radikal bebas sehingga memerlukan detosifikasi oleh enzim,
serta stres secara emosi.
Enzim
Enzim adalah suatu biokatalisator, yaitu suatu bahan yang berfungsi mempercepat reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi karena pada akhir reaksi terbentuk kembali. Suatu reaksi kimia yang berlangsung dengan bantuan enzim memerlukan energi yang lebih rendah. Jadi enzim juga berfungsi menurunkan energi aktivasi.Enzim berfungsi menurunkan energi aktivasi.
Struktur enzim
Suatu enzim (holoenzim) tersusun atas bagian protein dan bukan protein. Bagian protein disebut apoenzim, dan bagian non protein disebut kofaktor. Kofaktor dapat berupa ion logam (Cu, Mg, K, Fe, Na), atau koenzim yang berupa bahan organik, misalkan vitamin B (B1, B2).
Sifat-sifat enzim
Sebagai suatu bahan yang penting dalam metabolisme, enzim memiliki sifat-sebagai berikut:
- kerja enzim bersifat spesifik/khusus, artinya bahwa satu enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat
- enzim bekerja pada suhu tertentu
- enzim berkerja pada derajat keasaman (pH) tertentu
- kerja enzim dapat bolak-balik, artinya selain dapat memecah substrat juga dapat membentuk substrat dari penyusunnya
- suhu
- derajat keasaman (pH)
- konsentrasi enzim
- jenis substrat
- penimbunan hasil akhir
- pengaruh aktivator/penggiat
- pengaruh inhibitor/penghambat
Enzim bekerja berdasar prinsip ‘kunci dan anak kunci’ (lock and key)
Enzim bekerja berdasar prinsip ‘kunci dan anak kunci’ (lock and key). Pada salah satu sisi enzim terdapat tempat aktif yang memiliki bentuk yang dapat berpasangan tepat sama dengan bentuk permukaan substrat. Akibatnya satu enzim hanya dapat digunakan untuk satu jenis substrat.
Contoh enzim yang sering digunakan sebagai materi praktikum adalah enzim katalase. Enzim ini banyak terdapat pada organel peroksisom dan berfungsi memecah peroksida (H2O2) yang bersifat toksik menjadi H2O dan O2.
Kerja enzim juga
sangat dipengaruhi oleh zat inhibitor, yaitu bahan yang menghambat kerja enzim.
Ada 2 jenis inhibitor, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor non kompetitif.
Inhibitor kompetitif bekerja dengan cara berikatan pada tempat aktif enzim.
Akibatnya substrat yang tidak bisa berikatan dengan enzim. Sedangkan inhibitor
non kompetitif tidak berikatan dengan tempat aktif, tetapi menyebabkan
perubahan pada tempat aktif. Ini pun berakibat substrat tidak bisa berikatan
dengan enzim.
0 komentar:
Posting Komentar